Penerapan Metode Fordward Chaining untuk Mendiagnosa Gangguan Autis pada Anak Berbasis Android
Abstrak
Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang
gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Salah satu
penyebab autisme adalah gangguan neurobiologist berat yang mempengaruhi fungsi
otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi
dengan dunia luar secara efektif. Autis pada beberapa kasus penyakit ini masih
bisa disembuhkan dengan mengikuti program terapi secara teratur, dan dari
beberapa kasus gangguan autis yang bisa disembuhkan itu merupakan gangguan
autis yang sudah dideteksi sedini mungkin, namun sayangnya sebagian orang tua
tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang gejala-gejala awal gangguan autis
ini, sehingga deteksi dini pun diabaikan. Sistem pakar sebagai salah satu
bagian dari ilmu kecerdasan buatan bisa diterapkan untuk membantu orang tua
agar bisa membantu orang tua untuk mendeteksi gangguan autis pada anaknya
sedini mungkin, karena sistem pakan adalah program komputer yang menirukan
penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan
tertentu. Metode forward chaining sangat banyak di manfaatkan dalam dunia
kesehatan seperti sistim pakar dalam mengidentifikasi penyakit kanker pada anak
sejak dini dan cara penanggulangannya. Dimana dengan memanfaatkan metode
forward chaining adalah strategi untuk memprediksi atau mencari solusi dari
suatu masalah yang dimulai dari sekumpulan fakta yang diketahui, kemudian
menurunkan fakta baru berdasarkan aturan premisnya cocok dengan fakta yang
diketahui. sistem informasi berbasis Android dengan menggunakan metode Forward
Chaining akan dijabarkan dengan beberapa menu pada Android dengan Menu Utama
(Tampilan Awal) yang teridiri dari beberapa icon, icon yang ditampilkan adalah
Icon jadwal (Jadwal Praktek Dokter), Icon Konsultasi (mendiagnosa gejala yang
ada pada anak autis) dan Icon About (informasi yang dirasa perlu untuk hal-hal
yang berkaitan dengan sistem tersebut). Kata kunci: Autis, Forward Chaining,
Android.
Secara spesifik penyebab terjadinya autis belum diketahui
secara pasti. Menurut para ahli penyebab autis disebut multifaktorial, yaitu
gangguan sistem saraf pusat, gangguan sistem pencernaan, peradangan dinding
usus, faktor genetik, dan keracunan logam berat (keracunan logam berat
berdasarkan tes laboratorium yang dilakukan pada rambut dan darah ditemukan
kandungan logam berat dan racun pada banyak anak autis).
Klasifikasi menurut tipe interaksi sosial yaitu anak autis
dikelompokkan berdasarkan kemampuan interaksi sosial. Karena itu, Wing dan
Gould mengkasifikasikan anak autis menjsdi tiga kelompok, yaitu GrupAloof, Grup
Pasif, dan Grup Aktif tapi aneh.
Pengelompokkan autis menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Gangguan autis menurut waktu munculnya dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
a . Autis sejak bayi/klasik, yaitu gangguan
perkembangan anak yang muncul sejak masa bayi (0-12 bulan).
b . Autis regresi, yaitu gangguan
perkembangan pada anak yang munculpada usia 1,5 - 2 tahun dimana anak mengalami
kemunduran perkembangan.
2.
Ditinjau dari kemampuan bicara, autis dibagi menjadi
dua, yaitu:
a . Autis verbal, yaitu anak autis yang
dapat memproduksi suara/kata tetapibelum mengerti dan tidak dapat menggunakan
bicara dalam komunikasi sehari-hari secara maksimal.
b. Autis non verbal, yaitu anak autis yang
kemampuan bicaranya kurang maksimal. Kemampuan berkomunikasi anak autis
cenderung menggunakan bahasa isyarat, gambar atau tulisan sebagai alat
komunikasi.
3. Ditinjau dari perilakunya, autis dibagi
menjadi empat, yaitu:
a. Autis hiperaktif, jenis autis ini
cenderung menunjukkan perilaku yang berlebihan. Anak autis tidak dapat
mengontrol perilaku, dan tidak dapat tenang dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
b. Autis yang hipoaktif, merupakan
kebalikan dari autis yang hiperaktif. Anak autis cenderung pasif terhadap
kegiatan, suka menyendiri, diam, dan suka melamun.
c. Autis yang agresif (menyerang), tipe ini
memiliki perilaku yangcenderung suka menyerang orang lain, seperti suka
mencakar, mencubit, menendang, menjambak, menggigit, dan memukul.
d. Autis yang menyakiti diri sendiri,
merupakan kebalikan dari autis agresif. Anak autis suka menyakiti diri sendiri
seperti memukul kepala, membenturkan kepala ke tembok, menggigit tangan, dan
menjambak rambut.
Knowledge Base
Cara merepresentasikan pengetahuan berbasis
kaidah memanfaatkan apa yang disebut dengan kaidah, yang tidak lain adalah
pernyataan IF-THEN pada bagian THEN akan bernilai benar jika satu atau lebih
sekumpulan fakta atau hubungan antar fakta diketahui benar memenuhi bagian IF.
Sedangkan bagian konklusi dapat berupa kalimat tunggal, beberapa kalimat yang
dihubungkan dengan and, dan dimungkinkan dikembangkan dengan else
Perancangan Sistem Pakar.
Dalam perancangan Sistem Pakar ini kaidah
produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan IF (premis) THEN (konklusi), pada
perancangan basis pengetahuan Sistem Pakar ini premis adalah gejala sedangkan
konklusi adalah diagnosa penyakit, sehingga bentuk pernyataannya adalah IF
(gejala) THEN (diagnosa penyakit). Sistem Pakar ini dalam satu kaidah lebih
dari satu gejala. Rule tersebut dapat dilihat dari pernyataan berikut :
Tabel 1 Daftar Aturan ( Rule ) Untuk melihat gejala anak autis.
No.
|
Aturan (Rule)
|
|
IF Tak mampu menjalin interaksi sosial
yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup,
gerak-gerik yang kurang tertuju is True
AND Tidak dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain is True
AND Kurangnya hubungan sosial dan
emosional yang timbal balik is True
THEN Gangguan dalam membentuk hubungan
sosial.
|
|
IF Bicara terlambat atau bahkan sama
sekali tak berkembang (dan tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi
dengan cara lain tanpa bicara)is True
AND Bila bisa bicara, bicaranya tidak
dapat untuk komunikasi is True
AND Sering menggunakan bahasa yang
aneh dan diulang-ulang is True
AND Cara bermain kurang variatif,
kurang imajinatif dan kurang bisa meniru is True THEN Gangguan dalam
komunikasi verbal maupun nonverbal.
|
|
IF Mempertahankan satu minat atau
lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan is True AND Terpaku
pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya is
True AND Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan diulang-ulang is True
AND Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda is True THEN
Pola-pola perilaku yang unik.
|
Data Aspek Anak Autis
Pada penelitian anak autis, ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan dan pengelompokkannya
Tabel 2. Data Aspek Anak Autis
Kode Autis
|
Tingkatan Gejala
|
A01
|
Gangguan dalam membentuk hubungan
sosial.
|
A02
|
Gangguan dalam komunikasi verbal
maupun nonverbal.
|
A03
|
Pola-pola perilaku yang unik
|
Diagnosa Anak Autis.
Berdasarkan dari Gambar 1. Berikut ini
diuraikan gejala-gejala anak autis berdasarkan beberapa pengelompokkan dengan
kode untuk mengetahui anak yang mempunyai gejala autis:
Pengelompokkan gejala anak kritis
diuraikan gejala-gejala anak autis
bedasarkan dari kode dan pengelompokkan. Kode P adalah kode untuk gejala dan A
adalah untuk kode pengelompokkan kriteria yang ada pada anak autis
.Tabel 3. Pengelompokkan Gejala
Kode Gejala
|
Gejala terinfeksi
|
A01
|
A02
|
A03
|
P01
|
Tak mampu menjalin interaksi sosial
yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup,
gerak-gerik yang kurang tertuju
|
V
|
|
|
P02
|
Tidak dapat bermain dengan teman
sebaya
|
V
|
|
|
P03
|
Tidak dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain
|
V
|
|
|
P04
|
Kurangnya hubungan sosial dan
emosional yang timbal balik
|
V
|
|
|
P05
|
Bicara terlambat atau bahkan sama
sekali tak berkembang (dan tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi
dengan cara lain tanpa bicara)
|
|
V
|
|
P06
|
Bila bisa bicara, bicaranya tidak
dapat untuk komunikasi
|
|
V
|
|
P07
|
Sering menggunakan bahasa yang aneh
dan diulang-ulang
|
|
V
|
|
P08
|
Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif
dan kurang bisa meniru
|
|
V
|
|
P09
|
Mempertahankan satu minat atau lebih,
dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan
|
|
|
V
|
P10
|
Terpaku pada suatu kegiatan yang
ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
|
|
|
V
|
P11
|
Ada gerakan-gerakan yang aneh yang
khas dan diulangulang
|
|
|
V
|
P12
|
Seringkali sangat terpukau pada
bagian-bagian benda
|
|
|
V
|
Solusi Gejala yang dirasakan
Pada tabel 4, merupakan pengelompokkan
berdasarkan dari tingkat gejala yang dirasakan pasien dan pada tabel ini juga
menjelaskan solusi yang bisa diberikan pada anak yang mempunyai gejala autis.
Tabel 4. Tingkat Gejala dan Solusi
No
|
Tingkat gejala
|
solusi
|
|
Gangguan Dalam Membentuk Hubungan
Sosial
|
Memberikan Terapi pada anak dirumah
dengan cara mengenalkan benda satu persatu.
|
|
Gangguan Dalam Membentuk Hubungan
Sosial
|
Terapi dirumah dibimbing orangtua
sesuai arahan dokter
|
|
Pola-pola perilaku yang unik.
|
Terapi khusus dengan dokter Spesialis
Kejiwaan dan Spesialis Anak
|
Pengelompokkan kategori dari hasil
diagnosa.
Untuk mendapatkan hasil diagnosa,
langkah-langkah yang harus dipenuhi adalah dengan cara melakukan pengelompokkan
dan kategori dari hasil diagnosa seperti melihat interaksi sosial anak dengan
lingkungannya, Melihat cara berbicara anak setiap waktu serta melihat cara
penggunaan bahasa anak, dan Memperhatikan cara bermain baik sendiri maupun
dengan lingkungan disekitarnya. Secara garis besar
Gambar 2. Pengelompokkan
Iterasi
Iterasi merupakan proses eksekusi atau
pembagian yang akan dipisah dari gejala-gejala penyakit yang dirasakan oleh
anak. Proses eksekusi dibagi menjadi 3 kali proses eksekusi sesuai dengan
gejala-gejala yang ada
Gambar 3. Proses Eksekusi
proses eksekusi dilakukan dan menemukan
fakta baru yang berkaitan dengan Gangguan dalam membentuk hubungan sosial.
Fakta yang ditemukan adalah P01, P02, P03, P04 dengan fakta baru A01.
Proses berikutnya adalah proses eksekusi
yang ke-2 tingkat anak yang memiliki gejala komunikasi verbal dan non verbal.
Gambar 4. Proses Eksekusi 2
Dari proses gejala-gejala tersebut maka
akan muncul fakta yang diberi tanda panah yaitu P05,P06,P07, P08 dengan fakta
baru A02.
Proses selanjutnya adalah iterasi ke-3
yaitu proses eksekusi untuk menemukan fakta baru sesuai dengan gejala-gejala
yang ada. Proses ini merupakan langkah untuk menemukan fakta baru yang
dikategorikan sebagai anak yang memiliki pola perilaku unik.
Gambar 5 Proses Eksekusi 3
Gejala yang ditemukan pada saat eksekusi
adalah dengan kode fakta P09, P10, P11, P12. Dengan hasil fakta baru adalah
A03.
Daftar Pustaka
Lido Sabda Lesmana, Universitas Putera Batam, Penerapan Metode Fordward Chaining untuk Mendiagnosa Gangguan Autis pada Anak Berbasis Android, http://jurnal.pcr.ac.id
Farida. “Bimbingan Keluarga dalam Membantu Anak Autis,” vol. 6, no. 1, pp. 63–88, 2015. [2] M. Ramadhan. “Sistem Pakar Dalam Mengidentifikasi Penyakit Kanker Pada Anak Sejak Dini dan Cara Penanggulangannya,” J. SAINTIKOM, vol. 10, no. 2, pp. 125–135, 2011.
A. Widodo and A. Al Amin. “Penerapan Metode Forward Chaining Pada Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Diagnosa Gangguan Ketidakseimbanngan Asam / Basa Pada Manusia,” pp. 1–6.
Kusrini. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi Offset, 2008. [5] T. Amperiyanto. Tips Ampuh Android. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015.
Sangat membantu tugas kuliah saya, terima kasih gan
BalasHapusmantab gan sangat hitam backgroundnya
BalasHapusTerimakasih netijen
BalasHapusfotonya gk bisa di buka. copasnya kurang jago
BalasHapusPenulisannya terlalu baku hantam
BalasHapusiya juga copasannya kurang jago
BalasHapus